LAPORAN CONTINUITY OF CARE (CoC) ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU “LT” UMUR 26 TAHUN MULTIGRAVIDA YANG DIBERIKAN ASUHAN SESUAI STANDAR TAHUN 2024

Nyoman Wijani, Wijani (2024) LAPORAN CONTINUITY OF CARE (CoC) ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU “LT” UMUR 26 TAHUN MULTIGRAVIDA YANG DIBERIKAN ASUHAN SESUAI STANDAR TAHUN 2024. Other thesis, Politeknik Kesehatan Kartini Bali.

[thumbnail of COVER] Text (COVER)
1. Cover.pdf - Published Version

Download (790kB)
[thumbnail of BAB I] Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (270kB)
[thumbnail of BAB II] Text (BAB II)
BAB II.pdf - Published Version

Download (1MB)
[thumbnail of BAB III] Text (BAB III)
BAB III.pdf - Published Version

Download (245kB)
[thumbnail of BAB IV] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (756kB)
[thumbnail of BAB V] Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (471kB)
[thumbnail of BAB VI] Text (BAB VI)
BAB VI.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (238kB)
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
Lampiran.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (218kB)

Abstract

RINGKASAN KASUS
ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU “LT” UMUR 26 TAHUN MULTIGRAVIDA YANG DIBERIKAN ASUHAN SESUAI STANDAR TAHUN 2024 Asuhan Kebidanan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Busungbiu 1

Oleh :
Nyoman Wijani / NIM. 202315901040

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih jauh dari target pembangunan SDGs 2015-2030 dengan target penurunan AKI ialah sejumlah 70/1000 KH dan AKB ialah sejumlah 12/1000KH, terdapat banyak faktor penyebab kematian ibu seperti perdarahan sebanyak 30.13%, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 27,1%, dan infeksi sebanyak 7.3%.

Upaya dalam percepatan penurunan AKI dan AKB yaitu dengan pengelolaan program KIA yang bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara efektif dan efisien. (Kementerian Kesehatan RI, 2021). Dalam rangka mengupayakan kesejahteraan Ibu dan anak, maka diperlukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan, dari kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir, masa nifas, sampai keluarga berencana. Asuhan berkesinambungan atau continuity of care (CoC) menjadi salah satu upaya yang efektif yang dapat dilakukan oleh Bidan, termasuk mahasiswa kebidanan.

Ibu “LT” selama kehamilan ini telah melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC terpadu sesuai dengan standar asuhan kebidanan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan di Puskesmas Busungbiu I dan dokter SpOG dengan total kunjungan dari Trimester III sebanyak 3 kali. Kesiapan ibu dan suami dalam menyamput persalinan merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya 3T atau tiga terlambat yaitu terlambat memutuskan, terlambat mencapai tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas Kesehatan.

Perkembangan ibu dan janin atau bayi pada persalinan Ibu “LT” berlangsung fisiologis. Pada tanggal 23 Maret 2024. Ibu “LT” memasuki proses persalinan dan pada umur kehamilan 40 minggu bayi lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa adanya komplikasi pada ibu maupun janin. Keadaan ini menunjukkan proses persalinan berlangsung secara fisiologis yaitu pada umur kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan presentasi belakang kepala tanpa disertai adanya penyulit. Pada pemantauan kala I persalinan pada ibu “LT” dilakukan dengan memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan kesejahteraan janin. Menurut JNPK-KR (2017) pemantauan persalinan dari pemeriksaan kontraksi uterus, pemeriksaan DJJ dan nadi dilakukan setiap 30 menit, pembukaan serviks, penurunan bagian terendah janin, tekanan darah dan suhu dilakukan setiap 4 jam. Hasil dari pemantauan kala I didapatkan kondisi kesejahteraan janin dan ibu dalam batas normal.

Proses persalinan kala II berlangsung cepat dan lancar selain dikarenakan dari power (tenaga ibu), pasagge (pangggul teruji sudah pernah melahirkan anak hidup dengan berat 3520 gram, pasanger (bayi dengan tafsiran dan posisi normal), dan psikologis yang sudah baik. Pemilihan posisi, pengetahuan tentang cara mengedan dan napas, pelaksanaan asuhan komplementer, serta pemimpin persalinan yang baik sangat menentukan. Proses persalinan kala III berlangsung selama 5 menit, tidak ada komplikasi yang terjadi. Ini menunjukkan persalinan kala III berlangsung secara fisiologis tidak lebih dari 30 menit.

Kala IV dimulai setelah plasenta lahir, terdapat robekan jalan lahir pada otot perineum atau laserasi grade 2 dan tidak ada perdarahan aktif, dilakukan penjahitan dengan Teknik jelujur. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam setelah proses tersebut. Observasi dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua yang meliputi pemantauan tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan. Hasil dari pemantauan kala IV dalam batas normal dan tercatat pada lembar belakang partograf.

Pada masa nifas ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu proses involusi, perubahan lochea dan laktasi. Masa nifas ibu “LT” berlangsung fisiologis dan tidak ada komplikasi selama asuhan, asuhan yang dilakukan dengan melakukan pemantauan pada masa nifas yang dimulai dari dua jam postpartum setelah melahirkan sampai dengan 42 hari masa nifas pada ibu “LT”. Selama masa nifas dan menyusui, ibu sudah disarankan untuk menggunakan kontrasepsi untuk mencegah atau mengatur kehamilan. Konseling kontrasepsi sudah dijelaskan saat kehamilan, dan saat ini ibu sudah menggunakan kontrasepsi IUD. Kontrasepsi IUD tidak mengganggu produksi ASI.

Kunjungan bayi baru lahir (neonatus) dilakukan 3 kali yaitu KN1 dilakukan pada tanggal 24 Maret 2024 pada saat 10 jam setelah lahir, KN2 pada tanggal 25 Maret 2024 pada saat umur 3 hari, dan KN3 pada tanggal 09 April 2024 pada saat umur bayi 14 hari. Pada kunjungan neonatus kedua (KN-2) bayi diberikan skrining hipotiroid kongenital (SHK) Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah Skrining yang dilakukan pada Bayi Baru Lahir (BBL) untuk mendeteksi apakah terjadi penurunan atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir.

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai perkembangan ibu “LT” dan janin dari umur kehamilan 37 minggu 5 hari sampai masa nifas, bahwa perkembangan ibu dan janin sampai proses persalinan, bayi baru lahir masa nifas dan neonatus berlangsung fisiologis. Penulis memiliki harapan setelah laporan tugas akhir ini dibuat agar institusi kebidanan, profesi bidan, dan mahasiswa kebidanan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan, memberikan asuhan sesuai dengan wewenang dan meningkatkan deteksi dini komplikasi serta dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RT Nursing
Divisions: Midwifery Professional Education
Depositing User: Unnamed user with email it@pkkb.ac.id
Date Deposited: 28 Nov 2024 01:42
Last Modified: 28 Nov 2024 01:42
URI: http://eprints.pkkb.ac.id/id/eprint/227

Actions (login required)

View Item
View Item