LAPORAN CONTINUITY OF CARE (CoC) ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU “SP” UMUR 26 TAHUN YANG DIBERIKAN ASUHAN BERDASARKAN STANDAR TAHUN 2024

HASIL RINGKASAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU “SP” UMUR 26 TAHUN YANG DIBERIKAN ASUHAN BERDASARKAN STANDAR TAHUN 2024

Oleh
Ni Ketut Rai Sunarti

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes 2023) mencatat angka kematian ibu pada tahun 2022 berkisar 183 per 100 ribu kelahiran. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari fase sebelum hamil, yaitu kondisi wanita subur yang mengalami anemia, kurang kalori, obesitas, dan mempunyai penyakit penyerta.

Data jumlah kematian ibu tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) menunjukkan peningkatan jumlah kematian ibu di Indonesia yaitu dari 4.627 kematian menjadi 7.389 kematian. Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali mulai tahun 2019 mengalami
peningkatan menjadi 69,72 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2020 mengalami 2 peningkatan lagi menjadi 83,79 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2021 merupakan angka tertinggi yaitu 189,65 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2022). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten
Klungkung juga mengalami peningkatan dari 72,9 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2020 menjadi 183,02 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2021 (Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, 2022).

Tujuan dilakukannya studi kasus ini untuk menjelaskan penerapan asuhan kebidanan dan pendokumentasian selama kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. Hal ini sesuai dengan penelitian (Yanti, 2015) dimana pelayanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, semua trimester dan kelahiran sampai enam mingggu pertama postpartum. Disamping itu (Yulianingtyas, D (2014), asuhan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling yang mencakup pemeriksaan berkesinambungan diantara asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan keluarga berencana.

Cara yang bisa digunakan untuk deteksi dini adalah dengan
menggunkan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR). Berdasarkan Skor Poedji Rochjati pada Ibu ”SP” usia 26 tahun dengan multigravida dan setelah dilakukan sekrining menggunakan KSPR didapatkan hasil bahwa Ibu ”SP” memiliki skor 2 sehingga termasuk kehamilan resiko rendah (KRR), sehingga memenuhi syarat untuk di berikan asuhan COC dari trimester III sampai 42 hari masa nifas. Sampel dalam studi kasus ini adalah Ibu “SP” karena kehamilan ibu yang fisiologis dan ibu kooperatif dalam pemeriksaan. Informed consent telah diberikan dan Ibu beserta keluarga bersedia untuk diberiakan asuhan sehingga memudahkan penulis memberikan asuhan secara komperhensif. Pengumpulan data dalam studi kasus ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara, studi dokumentasi, dan observasi meliputi: pengamatan, pengukuran. Dalam pelaksanaannya Ibu diberikan asuhan kebidanan yang meliputu: 1) asuhan ibu dan janin pada masa kehamilan,
persalinan, asuhan kebidanan ibu nifas dan asuhan kebidanan bayi pada masa neonatus. Pada asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu “SP”, tidak terdapat gangguan patologi pada Ibu maupun bayi selama masa kehamilan, persalinan, nifas serta neonatus.

Asuhan kebidanan kehamilan yang diberikan penulis kepada Ibu “SP” sudah sesuai standar. Persalinan Ibu “SP” berlangsung secara fisiologi pada usia kehamilan ibu 38-39 minggu berjalan dengan normal dan Ibu “SP” juga telah menggunakan alat kontrasepsi berupa IUD pasca salin. Dari asuhan nifas yang diberikan Ibu “SP” tidak ada memiliki keluhan. Asuhan kebidanan pada bayi ibu “SP” sudah sesuai standar, mulai dari asuhan bayi baru lahir hingga asuhan yang diberikan sampai hari ke 28. Pertumbuhan dan perkembangan bayi Ibu “SP” mengalami penurunan berat badan sebanyak 55 gram di minggu pertama (KN 2) dan berat badan terakhir mengalami peningkatan 300 gram yaitu 4.500 gram di umur bayi 27 hari. Pemilihan KB pascasalin berupa kontrasepsi IUD sendiri dipilih karena ibu pernah menggunakan kontrasepsi IUD sebelumnya.

Diharapkan Laporan Continuity of Care ini dapat dijadikan acuan dalam pemberian asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas,dan bayi baru lahir, disamping itu bisa juga dijadikan referensi didunia pendidikan khususnya di
kebidanan serta dapat diterapkan di keluarga sehingga ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya terkait tentang masa kehamilan, persalinan, nifas,dan bayi.