LAPORAN CONTINUITY OF CARE (COC) ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. “SA” USIA 31 TAHUN YANG DIBERIKAN ASUHAN BERDASARKAN STANDAR TAHUN 2024

RINGKASAN STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “SA” UMUR 31 TAHUN YANG DIBERIKAN ASUHAN BERDASARKAN STANDAR TAHUN 2024

Oleh

Ni Kadek Dina Ardani Asih (NIM. 202315901090)

Peran Seorang Bidan yaitu sebagai pelaksana (tugas mandiri, tugas kolaborasi, tugas rujukan/ketergantungan), sebagai pengelola, sebagai pendidik dan peran sebagai peneliti. Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan, kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana (Kementerian Kesehatan R.I, 2017).

Continuity of Care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara bidan dengan klien. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis sebagai kandidat bidan diwajibkan untuk membuat laporan Continuity Of Care (COC), yang didalamnya akan memuat
hasil asuhan kebidanan pada Ibu “SA” dari kehamilan trimester III, proses persalinan, masa nifas dan bayi ibu “SA” sejak lahir hingga 42 hari. Pengumpulan data pada
laporan ini penulis dapatkan dari hasil dokumentasi, wawancara dan hasil asuhan yang penulis lakukan.

Asuhan kebidanan mulai dilakukan mulai bulan Maret sampai
Mei 2024. Ibu “SA” mulai diasuh dari kehamilan trimester III sampai 42 hari masa nifas. Selama masa kehamilan, ibu “SA” rutin memeriksakan kehamilannya di PMB, di Puskesmas dan Dokter SpOG. Suplemen dan vitamin yang didapatkan selalu
dikonsumsi dengan tepat waktu dan sesuai dengan dosis yang diberikan.

Ibu “SA” melahirkan anak pertamanya pada tanggal 30 Maret 2024 pukul 23.00 WITA di PMB Bdn. Ni Wayan Suwirthi,S.Tr.Keb. Kala I fase aktif ibu berlangsung selama 3,5 jam dari pembukaan serviks 5 cm. Kala II berlangsung selama 1 jam, kala III berlangsung selama 5 menit. Ibu “SA” melahirkan bayi Pereempuan segera menangis dengan kuat, gerak aktif, dan kulit kemerahan. Berat lahir bayi Ibu “SA” 3300 gram dan panjang badannya 51 cm. Kala IV berlangsung
secara normal selama 2 jam. Asuhan komplementer yang diberikan selama proses persalinan yaitu dengan melakukan massage punggung untuk mengurangi nyeri persalinan kala I dan mempercepat proses kala I.

Asuhan kebidanan masa nifas, pelayanan masa nifas dimana telah dilakukan kunjungan pada KF 1, KF 2, KF 3 dan KF 4. Proses involusi, lochea, laktasi dan psikologis sampai 42 hari masa nifas dalam batas normal. Selama masa nifas, ibu
“SA” mengalami sedikit masalah pada KF 2 yaitu ibu mengalami susah BAB sehingga telah diberikan penanganan tentang gizi yang baik untuk memperlancar.

Penulis juga memberikan konseling tanda bahaya masa nifas, masalah yang mungkin dialami ibu, perawatan luka jaritan, menjaga kebersihan terutama daerah vagina dan payudara serta alat kontrasepsi. Asuhan kebidanan neonatus, kondisi bayi Ibu “SA” saat lahir langsung menangis kuat, gerak aktif dan warna kulit kemerahan. Satu jam setelah bayi lahir penulis melakukan pemeriksaan bayi 1 jam dengan didampingi bidan dan bayi dalam kondisi normal. Bayi Ibu “SA” telah mendapatkan salep mata, vitamin k 1 mg dan imunisasi Hb 0 pada 2 jam setelah bayi lahir. Pelayanan masa neonatus telah
dilakukan pada KN 1, KN 2 dan KN 3. Bayi Ibu “SA” tidak mengalami masalah selama masa neonatus dan berlangsung secara fisiologis. Penulis memberikan konseling tanda bahaya masa neonatus, menjaga kehangatan dan kebersihan peralatan bayi dan lingkungan, cara menjemur bayi, cara menyendawakan bayi, pemberian ASI on demand dan eksklusif, dan membawa bayi ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.

Setelah penulis memberikan asuhan pada Ibu “SA” dari masa kehamilan, proses persalinan, masa nifas dan bayi Ibu “SA” sampai 42 hari dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan yang diberikan hampir semua sudah sesuai standar.

Perkembangan kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi hingga 42 hari berjalan secara fisiologis. Sesuai dengan pernyataan tersebut, diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan atau tetap memberikan asuhan kebidanan yang tepat agar dapat mempertahankan proses fisiologis pada ibu dan bayi, serta diharapkan dapat mendeteksi dini dan melakukan tindakan segera terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.