LAPORAN CONTINUITY OF CARE ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA Ny “SK” UMUR 34 TAHUN YANG DIBERIKAN ASUHAN BERDASARKAN STANDAR TAHUN 2024

RINGKASAN ASUHAN CONTINUITY OF CARE
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY “SK”
UMUR 34 TAHUN YANG DIBERIKAN ASUHAN BERDASARKAN STANDAR 2024

Studi Kasus Dilakukan Di PMB Ni ketut Sunarthi., S.ST

Denpasar Barat Tahun 2024
Oleh: Rr.Rahmawati ,( NIM 202315901084 )

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan ancaman bagi jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian sehingga komplikasi-komplikasi tersebut tidak hanya berhenti pada saat kehamilan namun juga dapat berdampak pada peningkatan resiko pada persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas ibu (Yusuf,R. dkk. 2021).

Dengan hal tersebut, maka perlu dilakukannya asuhan kebidanan secara berkesinambungan sesuai dengan standar asuhan kebidanan, dimana dalam hal ini penurunan angka kematian ibu dan bayi menjadi indikator keberhasilan dari
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.

Continuity of care dalam kebidanan merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan secara berkesinambungan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, sehingga dapat memberi dampak yang positif secara signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak (Astuti, 2017).

Mahasiswa profesi bidan diberikan kesempatan menerapkan asuhan kebidanan komprehensif dan berkesinambungan pada ibu “SK” umur 34 tahun multigravida dari umur kehamilan 26 minggu 6 harisampai 42 hari masa nifas. Studi kasus ini dilakukan di PMB Ni Ketut Sunarthi, alamat jalan Nusa Kambangan 167, Denpasar Barat.

Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan asuhan kebidanan pada Ny “SK” selama masa kehamilan sampai 42 hari masa nifas. Asuhan kebidanan kehamilan yang ibu terima sesuai dengan dengan kriteria 10 T yang telah dilaksanakan pada saat pertama kali Ibu melakukan kunjungan untuk mengetahui perkembangan, mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi.

Selama kehamilan, hasil pemeriksaan dalam batas normal dan tidak terdapat komplikasi. Perkembangan janin sesuai dengan masa kehamilan. Dimana masalah yang dialami ibu adalah merasakan ketidaknyamanan yaitu nyeri punggung bagian bawah hal tersebut telah dilakukan tata laksana dengan KIE dan menginformasikan cara mengatasi keluhan.

Asuhan kebidanan persalinan Ny “SK” berlangsung secara fisiologis tanpa komplikasi. Bayi Ny “SK” lahir spontan belakang kepala, segera menangis, gerak aktif, kulit kemerahan, dengan BBL 2900 gram, panjang badan 49 cm, dan berjenis kelamin perempuan. Kala I sampai IV persalinan ibu berlangsung tanpa komplikasi yang dilakukan di PMB Ni Ketut Sunarthi Kecamatan Denpasar Barat, dimana tata laksana telah dilakukan sesuai APN, dan sesuai dengan standar pelayanan.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny “SK” selama masa nifas beserta bayi sudah sesuai standar. Pelayanan masa nifas Ny “SK” dilakukan dengan kunjungan nifas yaitu KF 1, KF 2, KF 3, dan KF 4. Dimana dalam hal ini dilakukan pemantauan trias nifas yaitu involusi uteri yang berlangsung normal, lokhea normal, dan laktasi lancar. Kondisi ibu selama 42 hari masa nifas terpantau dalam batas normal tanpa adanya komplikasi. Ibu telah memutuskan metode kontrasepsi
yang digunakan pasca persalinan yaitu menggunakan KB implant, evaluasi telah dilakukan oleh penulis kepada ibu dan suami terkait penggunaan KB implant dimana ibu dan suami telah paham dan ibu bersedia datang sesuai kontrol kembali.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi Ny “SK” telah sesuai dengan pelayanan neonatal esensial, dimana bayi baru lahir telah mendapatkan injeksi vitamin K1 dan salep mata pada satu jam pertama, HB-0 pada 6 jam setelah pemberian vitamin K1, imunisasi polio 1 dan BCG saat bayi berusia 14 hari.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi berjalan secara fisiologis. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayi secara on demand. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah diterapkan pada Ny “SK” selama masa kehamilan hingga 42 pasca persalinannya telah mengikuti protokol kesehatan sesuai pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan. Dimana standar yang digunakan telah disesuaikan dengan kondisi ibu dan janin serta standar pelayanan pada fasilitas kesehatan baik PONEK dan PONED.

Tata laksana yang telah dilakukan terkait
dengan Ny “SK” dilakukan secara fisiologis dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan atau wilayah setempat kemudian dengan tempat pelayanan yang diberikan. Laporan kasus ini diharapkan dapat digunakan oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan lagi pelaksanaan program KIA sehingga dapat mendeteksi secara dini serta meminimalkan masalah yang dapat terjadi pada ibu dan bayi. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan terbaru sesuai evidence based dalam rangka mengoptimalkan asuhan kebidanan yang diberikan